Menarik banget mengamati bagaimana perilaku tiga pasang Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam menyikapi hasil akhir Pemilu 8 Juli 2009 yang baru saja diumumkan KPU.
Aku salut dan angkat topi kepada Eyang JK-Win yang tetap datang menghadiri pengumuman tersebut walaupun kalah dan nilai perolehan suaranya kecil. Begitu santai,tetap tersenyum. Walau kemudian mengajukan keberatan,namun tetap disalurkan sesuai prosedur.
Sebaliknya aku tertawa melihat Eyang Mega-Prabowo yang nampak ngotot,berapi2 menyuarakan ketidakterimaannya,nampak sangat ambisius dan meledak2 [kayak banteng ngamuk..hihi..]
Di lain pihak, Eyang SBY-Boediono sangat santun dengan mengatakan tidak akan memberikan pernyataan lebih dulu sebelum ada putusan resmi MK mengenai Pilpres.
Aku hanya memimpikan,andai saja tokoh2 pemimpin kita itu bisa meniru Jawaharlal Nehru,Bapak Bangsa India. Beliau dibesarkan dgn didikan luar [Inggris],cas cis cus berbahasa Inggris,mengagumi karya2 sastrawan Amerika, namun bisa membawa bangsanya menuju kemerdekaan dgn perjuangannya. Autokritik [kritik kpd dirinya sendiri] bahkan sering dilakukannya melalui tulisan2 yg beliau kirimkan ke Suratkabar Nasional India secara anonim. 'Menghajar diri sendiri' melalui autokritik itulah yg bagiku sangat menarik.. Tujuannya mungkin introspeksi kpd diri sendiri under people's pressure. Sehingga lebih bisa memperbaiki kekurangannya secara optimal.
Kalau di Indonesia kan lain..
Bukannya 'menghajar diri sendiri', malah 'menghajar orang lain' lewat pembentukan opini publik..wihihihi..padahal sudah Eyang2..sebentar lagi pikun [diurusi orang] koq masih nafsu aje ingin mengurusi negara yg carut marut begini.. :)
Kupikir, memimpin negara tidak melulu harus melalui kursi Presiden. Tapi bagaimana memimpin nafsu dan ego diri sendiri lebih dulu, untuk kemudian BERBUAT sesuatu untuk negara,tanpa mengharapkan timbal balik ini,itu,anu,apakah,adakah,aduh,aduh,aduh..abrakadabra via angpaw segala..wahahahaha..