Berlainan dengan orang lain,aku tidak tergabung dalam grup 1.000.000 Facebookers pendukung Bibit dan Chandra.
Bukan masalah membela/tidak membela,atau salah dan benar. Tapi aku mencoba benar2 melihat dari luar lingkaran euforia tsb.
Campur aduk masalah yg terbentuk oleh opini publik sebenarnya mungkin lebih banyak disebabkan oleh media elektronik yang giat memblow up.
Aku sempat heran melihat seorang Ritonga bersedia 'disidik' oleh seorang pembaca berita dari satu stasiun televisi dengan sederet pertanyaan2 yg diajukan dengan intonasi dan gaya seperti seorang hakim. Heran melihat seorang Ritonga memberi jawaban2 yg menurutku bisa menjadi bumerang baginya di kemudian hari.
Mungkin perlu kearifan dari semua pihak untuk tidak membuat kasus ini berkembang melebar dari semestinya.
Bukannya menge-judge dengan memberi sekat2 per institusi,karena bagaimanapun bukti transkrip rekaman percakapan yg beredar itu sebenarnya hanya melibatkan person to person,bukan institusinya.
Aku melihatnya justru dari sudut pandang yg berbeda.
Kasus ini justru lebih dipolitisir oleh pihak2 yg hendak menggempur kredibilitas SBY.
Padahal sebenarnya simpel ; tentang ada/tidaknya substansi hukum yg bisa menjerat Bibit dan Chandra,biarkan dulu proses hukum berjalan. Jika benar ada bukti2 menyangkut aliran dana 6,7 milyar ke tangan mereka, maka itulah sebenarnya substansi hukumnya. Bagaimana kita bisa tahu mereka salah atau benar hanya dengan merujuk kepada pernyataan/pengakuan satu pihak saja ?
Ibarat ada polisi menangkap Ibu kita. Kita mati2an membela hanya karena dia adalah Ibu yg berjasa membesarkan kita. Bolehlah kita memprotes bila Ibu kita langsung ditahan,tapi bagaimana bila sebenarnya ada alibi dan bukti2 yg menunjukkan bahwa Ibu kita dgn sebenar2nya adalah BERSALAH ?
Jadi aku lebih melihat kasus ini sebagai cermin dari 'budaya' baru bangsa kita sebagai bangsa yg giat berdemo,berteriak,tanpa tahu dgn SEBENAR2NYA apa yg sdg diteriakkan. Salah/Benar tidak lagi jadi masalah,yg dikedepankan hanya Like/Dislike.
Mungkin banyak orang lupa, seorang pendetapun bisa menjadi seorang penjahat jika kepepet..dan sebaliknya seorang penjahat bisa menjadi seorang pendeta HANYA dengan mengenakan jubah pendeta.. :)
Jadi aku hanya berdiam diri dan mengamati.. Seraya berujar dalam hati, 'Yang dicari itu apaaaa ?' :)