Senin, Maret 30, 2009

How to Keep Stayin'..

Kalau mau dibilang bersyukur, Alhamdulillah, aku sangat mensyukuri kehidupanku.
Walau semuda ini telah ditinggal selamanya oleh almarhum papah,namun selama 20 tahun papah telah membekaliku dengan ilmu yang tak kudapatkan dari lembaga pendidikan manapun.

Satu hal yang beruntung kumiliki sejak kecil yaitu Keberanian dan Kemandirian.
Sejak umur 7 tahun aku sudah terbiasa bepergian jarak jauh, sendirian saja.
Dulu rute yang biasa kutempuh adalah Jakarta-Kualalumpur,Jakarta-Johor, dan Jakarta-Yogyakarta.Walau naik pesawat,tante menitipkanku pada pramugari, dan di tempat tujuan,aku dijemput oleh mamah atau papah.
Itu sebabnya aku sudah pernah memiliki pengalaman menaiki semua jenis angkutan,darat-laut-udara.. dari mulai angkutan kota,bis,trem,kereta api,pesawat,kapal laut,perahu,speedboat,hingga rakit..
Dan alhamdulillah kalau dihitung2 sudah kira2 8 negara yang kukunjungi sejak kecil.
Dimulai dari tanah leluhur di Perancis,Belanda,Italia,Jepang,Thailand,Brunei,Singapura,hingga Malaysia.
Dari kesemuanya, hanya Singapura dan Malaysia yang seolah sudah menjadi 'rumah' keduaku setelah Indonesia.

Bagaimana caraku untuk bisa berani dan mudah beradaptasi sendirian di negeri orang yang asing ?
Aku punya 4 cara yang selalu kulakukan :

1. Begitu mendarat di tanah asing, nomor satu yang akan kulakukan adalah berkenalan dengan seorang Petugas Security Bandara, banyak bertanya kepadanya,meminta nomor handphonenya.

2. Keluar dari Bandara, aku mencari seorang sopir taksi, berkenalan dengannya dan meminta nomor handphonenya, bercerita ttg asal usul kita,keperluan kita, dan minta diantar ke tempat tujuan kita.

3. Memiliki peta kota yang kita singgahi

4. Tahu sedikit percakapan dalam bahasa nasionalnya, berani bertanya,berani bicara,berani malu,berani nyasar..

Thats why aku mempunyai banyak saudara angkat/abang angkat di luar negeri yang berprofesi sebagai sopir taxi, petugas kesehatan, security.. wahahaha.. karena biasanya mereka sangat2 tulus jika kumintai tolong..

Dulu aku biasa nyangkut di terminal bus [kalau baru tiba dari Indonesia], aku tinggal telepon abang angkatku yang sopir taxi, eng ing eng.. dia muncul.. kadang2 aku tidak ditarik bayaran sesenpun.. wahahaha..
Kuncinya adalah ramah, dan tulus benar2 menganggapnya seperti abang kandung..maka diapun akan membalas dengan ketulusan yang serupa bahkan lebih..